Buah hati yang sehat dan lincah adalah dambaan setiap orang tua. Namun, tahukah Anda, bahwa pemenuhan kebutuhan gizi tak hanya dimulai sejak bayi lahir. Sebelum kehamilan, nutrisi baik makro maupun mikro memengaruhi kualitas kesehatan ibu dan anak hingga dewasa.
Sebuah survei yang untuk mempelajari status gizi wanita oleh Sotheast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) yang bekerjasama dengan Danone Baby Nutrition menemukan fakta yang cukup mengejutkan. Studi menyebutkan, satu dari dua wanita hamil kekurangan asupan protein. Selain itu, enam dari 10 wanita hamil mengalami kekurangan asupan nutrisi mikro antara lain zat besi, seng, vitamin A dan C serta asam folat.
Survei dilakukan terhadap 623 wanita berusia 20-45 tahun yang tengah mempersiapkan kehamilan, sedang hamil dan menyusui pada Agustus 2010 sampai Agustus 2011.
"Tiga kelompok wanita mengalami defisiensi makronutrisi seperti energi dan protein dari jumlah yang dianjurkan angka kecukupan gizi (AKG)," ujar Direktur Riset dan Penelitian Regional Asia Pacific Danone Baby Nutrition Dr Jacques Bindels pada peluncuran susu SGM Bunda Presinutri di Jakarta, 19 April 2012.
Pemenuhan energi pada wanita yang mempersiapkan kehamilan hanya 45 persen, wanita hamil 39,7 persen dan wanita menyusui 45,9 persen masih jauh dari angka yang dianjurkan sebesar 70 persen. Untuk kebutuhan protein pada wanita sebelum hamil sebesar 27 persen, wanita hamil 57,6 persen dan pada wanita menyusui 34,1 persen.
"Pada banyak kasus, kami menemukan bahwa kekurangan nutrisi tak hanya pada satu atau dua nutrisi tapi bisa mencapai lima nutrisi. Kekurangan nutrisi juga masih ditemukan menyebar luas dari kalangan paling bawah hingga paling atas," katanya.
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Dr Noroyono Wibowo SpOG(K) menyatakan, ada anggapan keliru mengenai pemenuhan gizi dalam masyarakat. Salahsatunya, bahwa nutrisi diberikan sejak lahir. "Pemenuhan nutrisi sudah dilakukan calon orang tua bahkan sebelum masa kehamilan, baik oleh calon ayah maupun ibu," ujarnya.
Dr Bowo menyontohkan gaya hidup tak sehat dari pria seperti merokok sangat menentukan kualitas sperma bakal anak yang dihasilkan. "Merokok 12 batang rokok setiap hari akan menurunkan kualitas sperma hingga 42 persen," katanya.
Setelah terjadi pembuahan dan kehamilan, kekurangan nutrisi juga akan memengaruhi tumbuh kembang janin hingga masa dewasa antara lain kekurangan zat besi, asam folat, kalsium, kekurangan energi kronis, protein dan vitamin A. "Defisiensi akan memengaruhi kondisi kehamilan dan proses kelahiran."
Tingginya angka kematian ibu (AKI), katanya, antaralain karena pendarahan dan pre-eklampsia yang berhubungan erat dengan kekurangan nutrisi. Tak hanya memengaruhi kesehatan ibu, malnutrisi selama kehamilan juga berdampak buruk pada perkembangan janin, antara lain cacat, kelainan tabung syaraf dan otak, berat badan kurang, hingga gangguan prilaku pada anak.
"Kurang vitamin B6 dan B12 misalnya akan menimbulkan risiko cacat, pre-eklampsia dan plasenta lepas sebelum waktunya. Kekurangan seng membuat bayi lebih rentan diare dan bertubuh kecil (kuntet). Kurang zat besi mengganggu perkembangan mental anak sedangkan vitamin A memengaruhi kesehatan paru-paru dan penyerapan zat besi," urainya.
Untuk itu, Dr Bowo menyarankan agar calon ayah dan ibu mempersiapkan buah hati bahkan sebelum kehamilan dengan mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi serta menjalani gaya hidup sehat. Bila perlu, suplemen diperlukan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. "Semakin bervariasi makanan yang dikonsumsi sebelum, selama hamil dan menyusui merupakan modal untuk memperoleh buah hati yang sehat dan berkualitas." (eh)
Posting Komentar